Ketika itu
saya masih SD tahun 1997an, saya sangat menikmati pertandingan antara Juventus
melawan Parma yang ditayangkan oleh RCTI bersama Bapak dan Abang saya. Baru
kala itu saya menonton pertandingan bola selama 2 babak penuh! Biasanya saya
tidak pernah nonton bola hingga pertandingan usai karna cepat bosan. Karena ada
sesuatu yang berbeda yang membuat saya sangat menikmati pertandingan tersebut,
bukan karena ada Zidane yang sangat lihai memainkan bola atau gesitnya
permainan Inzaghi namun karena Alessandro Del Piero! Ya Del Piero, pemain yang
sangat cepat dan cara mengolah bola yang sangat indah diperlihatkannya itu
membuat saya langsung mengidolakannya. Hal tersebut jugalah yang akhirnya membuat
saya mencintai Juventus.
Sejak saat itu saya tidak pernah melewatkan berita
mengenai Juventus hingga saat ini. Namun layaknya kisah-kisah yang ada dalam
dongeng atau film semuanya tidak melulu indah, Juventus sempat dipaksa turun
kasta ke Serie B pada musim 2006/2007. Dan juga berbagai kegagalan Juventus di
Serie A karna hanya “mampu” menduduki peringkat 7 di dua musim berturut
2009/2010 dan 2010. Hingga akhirnya datang “Sang
Penjuru Selamat” yaitu legenda hidup Juve sendiri Antonio Conte. Ia mampu
Juventus kembali ke habitat asli Juve sebagai tim terkuat di Italia dengan
membawa Juventus 3 kali Juara Seria A secara berturut-turut! Dan scudetto yang
paling anyar dimenangkan dengan sejumlah rekor yang akan sulit dilewati tim
manapun yaitu kemenangan kandang sepanjang musim serta total 102 poin pada
musim 2013/2014 ini! Namun mungkin scudetto musim 2011/2012 lah yang akan sulit
dilupakan Juventini di seluruh dunia, ya pada musim tersebutlah menjadi musim
dan piala terakhir Ale untuk Juventus yang mana La Fidanzata Italia tak terkalahkan sepanjang musim. Melawan
Atalanta di pertandingan terakhir Serie A 2011/2012, Il Pinturrichio tampil
untuk terakhir kalinya untuk Juventus di Serie A dan Juventus Stadium
(Pertandingan terakhir ADP adalah pada Final Coppa Italia 2012 melawan Napoli,
sayang karena Juve kalah dari Napoli). Terasa spesial karena di farewell party tersebut Il Capitano juga
membuat gol terakhirnya untuk Juventus. Digantikan oleh Simone Pepe pada menit
ke 58, seluruh penonton dan pemain memberikan penghormatan terakhir kepada sang
legenda. Mungkin seluruh juventini di
dunia termasuk saya sangat sedih dengan “kepergiannya” tersebut setelah bersama
klub yang sangat dicintainya tersebut hingga hampir 19 tahun lamanya. Hingga
akhirnya dia berlabuh ke Australia bersama Sydney FC selama dua musim hingga
kontraknya berakhir belum lama ini dan memutuskan akan tetap bermain di musim
2014/2015 namun ADP belum memutuskan klub mana yang dibelanya musim ini. Dengan
pengantar diatas saya ingin menulis biografi singkat ADP hingga saat ini yang
nantinya akan menambah tag di blog saya yaitu ‘JUVEISME’ dan tambahan ‘Juve Legends’.
Siapakah Alessandro Del Piero?

Lahir pada
tanggal 9 November 1974 di Conegliano Veneto, Italia, Alessandro Del Piero
dilahirkan dari keluarga yang sederhana.
Gino, ayahnya, adalah seorang ahli elektronika sedangkan ibunya, Bruna, hanya
ibu rumah tangga biasa. Seperti banyaknya anak kecil di Italia Del Piero pun
sangat menyukai sepakbola. Ia sering bermain dengan ketiga temannya yaitu Nelso,
Pierpaolo, dan Giovanni Paolo di halaman rumahnya. Ketiga temannyatersebut
bercita-cita menjadi pemain sepakbola professional namun justru Del Piero yang
mampu menjadi pesepakbola besar hingga menjadi salah satu bakat terbesar yang
pernah dimiliki Italia. Namun menariknya Del Piero mengaku tidak pernah
bercita-cita menjadi pemain sepakbola. Ia memiliki cita-cita menjadi seorang
supir truk, ia beralasan dengan menjadi supir truk dapat membuatnya berkeliling
dunia.

Ia mengawali
karir sepakbolanya bersama dengan AC San Vendemiano pada tahun 1988. Bersama San Vendemiano saat umurnya masih 7
tahun, Del Piero memilih posisi kiper dengan alasan lugu khas anak kecil,
dengan menjadi kiper ia dapat memegang bola yang tidak dapat dilakukan
temannya. Ibunya pun mendukung anaknya untuk menjadi kiper ia beralasan dengan
menjadi kiper, anaknya tak akan banyak mengeluarkan keringat dan terhindar dari
kemungkinan cidera. Tapi kakaknya
Stefano (yang juga dulunya adalah pemain sepakbola namun mengalami cidera parah
saat bermain untuk Sampdoria, kini ia menjadi agen Del Piero) melihat bahwa
bakat adiknya adalah menjadi striker. Dan sejak saat itu Del Piero bermain
sebagai striker hingga saat ini. Para pemandu bakat mulai meliriknya, pada usia
13 tahun ia ditarik ke Padova Calcio. Di usia ke 17 Del Piero memulai debut
profesionalnya bersama Padova Calcio di Serie B. Hanya bermain sebanyak 14
kali, bakatnya langsung dilirik oleh klub besar Juventus. Pada tahun 1993
Juventus kemudian membelinya, bersama Juventus lah namanya semakin terkenal
sampai seluruh dunia. Datangnya Del Piero tak lepas dari andil Giampiero
Boniperti. Pertama kali tiba di Turin Del Piero masih berumur 19 tahun saat itu
langsung diajak ke ruangan piala Juventus. Di dalam ruangan yang berisi puluhan
piala yang dimenangkan Juventus tersebut, Sang Presiden Boniperti berkata
kepadanya, “Lihat betapa banyak piala yang sudah dimenangkan oleh klub ini. Aku
harap Kau dapat memenangkan lebih banyak lagi.” Berbekal kalimat dari sang
presiden yang juga legenda Juve tersebut ia pun langsung menggenapkan takdirnya
untuk memenangkan puluhan piala lainnya untuk Juventus.

Pada musim
pertamanya bersama Juventus tahun 1993/1994 seperti layaknya pemuda lainnya,
Del Piero harus memulai karirnya dari tingkat Primavera yang kala itu dilatih oleh
Antonello Cuccureddu. Pada musim tersebut juga Del Piero langsung memberikan
Piala Viareggio yaitu kompetisi tertua untuk tingkat Primavera. Del Piero juga
mencetak gol di laga final melawan Fiorentina lewat titik putih, skor 3-2 untuk
kemenangan Juventus Primavera. Tidak hanya piala tersebut yang mampu diberikan
Del Piero pada musim itu, ia juga mempersembahkan Scudetto Primavera. Scudetto
didapatkan setelah mengalahkan tetangga sekota yaitu Torino. Lagi-lagi Del
Piero mencetak gol menentukan di partai final tersebut.
Berbeda dengan tim Primavera, di tingkat senior Juventus tidak meraih gelar apapun pada musim itu. Namun begitu Del Piero mencatatkan 14 kali penampilan dan mencetak 5 gol. Del Piero sendiri melakukan debut bersama Juventus pada tanggal 12 September 1993 kala menggantikan Ravanelli di menit ke 74 menghadapi Foggia. Pada pertandingan keduanya tujuh hari kemudian Del Piero berhasil mencetak gol debutnya untuk Juventus menghadapi Reggina yang tepat pada hari pernikahan kedua orang tuanya. Spesial!
Di musim keduanya di Juventus 1994/1995 Del Piero promosi ke tim utama. Banyak terjadi perubahan di Juventus kala itu, kepemimpinan Boniperti digantikan oleh Triade (Moggi, Giraudo dan Bettega) dan pelatih Giovanni Trapattoni diganti oleh Marcello Lippi. Menjadi penyerang keempat setelah Roberto Baggio, Vialli dan Ravanelli, Del Piero hanya menjadi baying-bayang striker tersebut dari formasi 4-3-3 ala Marcello Lippi kala itu. Namun dinilai cukup “beruntung” setelah Baggio lebih banyak cidera dan membuka kesempatan lebar bagi Del Piero untuk unjuk gigi. Sepanjang musim ini Del Piero mencatatkan 50 kali penampilan serta 11 gol di semua ajang yang diikuti Juventus. Di musim ini Del Piero langsung memberikan Scudetto ke 23 bagi Juventus. Gelar tersebut diraih setelah Juve berpuasa selama 9 musim. Selain gelar Serie A, campione Coppa Italia juga diraihnya setelah mengalahkan Parma di partai final. Sayangnya pada partai final lainnya yang juga dihadapkan dengan Parma di UEFA Cup (kini Europa League) Juventus kalah. Pada akhir musim ini Roberto Baggio memutuskan pindah ke AC Milan dan semua perhatian ditujukan ke Alessandro Del Piero. Salah satu penyesalan terbesar Del Piero adalah tidak dapat bermain lebih lama dengan Baggio. Ia berpendapat bahwa Baggio dapat menjadi mentor yang baik untuk perkembangan karirnya. Namun begitu Ale juga bangga dapat mewarisi nomor keramat di Juventus yaitu 10. Nomor yang dianggap sempurna.
![]() |
| Alex bersama Roberto Baggio |
Di musim berikutnya 1995/1996 adalah musim pertama mencantumkan nama pemain di jersey dan perpaduan antara Del Piero – 10 tampak begitu sempurna untuk dipandang. Ia berkata yang dapat menggantikan seragam ini hanya seragam tim nasional Italia. Bisa dibilang pada musim ini lah menjadi musim tersukses bagi Ale selama karirnya di Juventus. Bagaimana tidak, selain menjuarai Coppa Italia pada Januari 1996 setelah mengalahkan Parma 1-0 di final, Juve juga berhasil memenangkan Piala Champions (kini Liga Champions League) setelah mengalahkan Ajax Amsterdam di final yang dihelat di Stadion Olimpico Roma. Bermain sebanyak 43 kali dan mencetak 11 gol di semua ajang pada musim tersebut. Pada musim ini jugalah Ale melakoni debut untuk Gli Azzurri.
![]() |
| Del Piero mengangkat Piala Champions |
Pada musim keempatnya di Juventus pada 1996/1997 kembali beberapa perubahan terjadi pada kehidupan Del Piero. Jajaran manajemen Juve memutuskan untuk melepas Ravanelli ke Middlesbrough dan juga Vialli dilepas ke Chelsea. Dan sebagai gantinya manajemen mendatangkan beberapa pemain seperti Zidane, Boksic, Amoruso serta Vieri untuk menemani Del Piero di lini depan Juve. Pergantian tersebut nampaknya tidak terlalu mempengaruhi performa Juventus musim ini, buktinya ia dkk kembali mampu memberikan gelar UEFA Super Cup mengalahkan PSG, Scudetto ke 24 dan juga Toyota Intercontinental Cup (kini FIFA Club World Cup) pada November 1996. Del Piero mencetak satu-satunya gol kemenangan atas River Plate. Semakin lengkap karena Ale dipilih sebagai MVP pada pertandingan tersebut. Namun yang sangat disesalkan Ale dkk pada musim ini adalah kegagalan mereka untuk mengangkat kembali Piala Champions setelah kalah 1-3 atas Borussia Dortmund. Pada musim ini Del Piero mencatatkan 35 pertandingan serta 15 gol di semua ajang yang diikuti Juventus.
Musim
1997/1998 Christian Vieri memutuskan untuk hengkang ke Atletico Madrid. Sebagai
gantinya Juventus mendatangkan Filipo Inzaghi dari Atalanta. Del Piero pun
kembali harus beradaptasi dengan rekan duetnya di lini depan. Beruntungnya Ale
adalah seseorang yang sangat mudah dan cepat beradaptasi dengan siapapun.
Bersama dengan Inzaghi mereka menjadi duet yang sangat ditakuti di Serie A dan
juga Eropa. Pada musim ini Del Piero bermain 47 kali dan mencetak 37 gol yang
menjadikannya sebagai topskor klub. Del Piero berhasil mengantarkan Juventus
meraih scudetto ke 25 dan juga Coppa Italia, namun lagi-lagi di ajang Piala
Champions Juventus harus mengakui keunggulan Real Madrid di laga final ketiga
beruntunnya. Di musim ini Del Piero dianugrahi sebagai Best Italian Player.

Pada November 1998 tepatnya sehari sebelum ulang tahun ke 24 Del Piero, saat pertandingan melawan Udinese, Juventus unggul 1-2 di Friulli. Menjelang akhir pertandingan Ale hendak mengejar bola di kotak pinalti lawan dan terjadi benturan dengan seorang bek Udinese. Del Piero tampak meringis kesakitan sambil memegangi lutut kirinya. Setelah ditandu keluar lapangan, tidak lama kemudian Udinese berhasil menyamakan kedudukan di menit 90 skor akhir 2-2. Setelah didiagnosa lebih lanjut menyatakan bahwa lutut Del Piero mengalami cidera ACL, cidera yang sangat ditakuti oleh semua pemain sepakbola, yang harus memaksa Del Piero absen sepanjang musim 1997/1998. Juventus begitu kehilangan sosok Del Piero di lapangan dan pada akhir musim Juventus hanya mampu berada di posisi 7 yang juga memaksa Marcelo Lippi digantikan dengan Carlo Ancelotti pada Februari 1999.
Menjalani pemulihan dari cidera yang parah tersebut menjadi masa-masa yang sangat sulit bagi Del Piero. Beruntung pada tahun 1999 ini Del Piero bertemu dengan wanita cantik bernama Sonia Amoruso –adik kandung dari rekan setim Del Piero di Juventus yaitu Nicola Amoruso-, Sonia selalu membantu dan bersama Ale pada masa-masa sulit ini. Del Piero pernah mengatakan bahwa cidera panjang ini telah membuatnya lebih baik lagi, baik sebagai pemain sepakbola maupun dalam menjalani kehidupannya.
Sekembalinya Del Piero dari cidera panjang di musim 1999/2000, ia hampir membawa Juventus meraih scudetto jika saja tidak bermain di lapangan yang tergenang air menghadapi Perugia. Namun penampilan Ale di musim ini masih belum pulih seperti sediakala, dari 45 pertandingan dan mencetak 12 gol di semua ajang dan 8 dari 9 golnya di Serie A dicetak melalui titik putih. Hampir sama dengan musim sebelumnya, di musim 2000/2001 di mana Del Piero hanya mampu mencetak 9 gol di Serie A dan lagi-lagi Juventus kembali gagal meraih scudetto setelah harus puas menjadi runner up. Di tahun ini juga Del Piero ikut serta bersama timnas Italia di EURO 2000, membawa Italia ke final melawan Perancis namun akhirnya kalah. Del Piero dianggap telah “habis” karena tidak mampu kebali ke performa sebelumya dan gagal mencetak gol ke gawang Perancis setelah mendapatkan dua peluang emas. Tekanan semakin banyak apalagi pada tahun 2000 Ale dinobatkan sebagai pemain sepakbola dengan pendapatan paling tinggi di dunia (gaji, bonus pertandingan dan pemasukan iklan).
Memasuki musim 2001/2002 Del Piero harus merelakan sahabatnya Zinedine Zidane untuk bergabung Real Madrid yang menjadikan Zidane sebagai transfer termahal saat itu. Namun begitulah kehidupan ada yang pergi dan tentunya ada juga yang datang. Ale mendapatkan rekan-rekan baru kala itu yaitu Nedved, Bufffon, Thuram dan lainnya. Bermain sebanyak 46 kali dan mencetak 21 gol di semua ajang Del Piero dkk berhasil mengantarkan Juventus meraih scudetto. Ada kisah menarik pada musim ini, pada tanggal 13 Februari Del Piero harus melepas kepergian sang ayah untuk selama-lamanya. Selang 4 hari kemudian usai pemakaman sang ayah, Del Piero ikut tim untuk bertanding melawan Bari. Pada pertandingan yang membuat kedua kiper bermain secara luar biasa tersebut tidak ada gol hingga akhirnya kisah itu terjadi, di menit 63 Ancelotti memasukan Del Piero untuk menggantikan Kovacevic. Hasilnya sangat jitu, Del Piero menciptakan gol kemenangan di menit 80. Del Piero terlihat begitu emosional merayakan gol ini hingga menangis dan mempersembahkan gol tersebut untuk ayahnya.
Di musim 2002/2003 Del Piero kembali berhasil membawa Juventus ke partai final Liga Champions menghadapi tim satu Negara, AC Milan. Namun sayangnya Juventus harus kalah adu penalti di Old Traford, Inggris. Di ajang Serie A, Juventus berhasil dibawanya meraih scudetto yang sangat spesial untuknya yang disebut sebagai Scudetto for Avvocato. Di musim ini juga Ale harus kehilangan salah satu tokoh penting dalam hidupnya yaitu Gianni Agnelli. Gianni adalah tokoh legendaris yang memiliki Juventus ini wafat pada 24 Januari 2003, beliau juga yang memberikan julukan Il Pinturicchio kepada Del Piero. Ale mengaku sangat terpukul atas kepergian Gianni Agnelli karena beberapa hari sebelumnya Gianni menelponnya dengan pertanyaan yang rutin. “Ale, apakah kau sudah bangun?”, biasanya Del Piero menjawab, “Sudah.” Tapi hari itu Del Piero memberanikan diri menjawab, “Saya sedang tidur tadi”. Dan dengan tenang Gianni kemudian berkata, “Baiklah, sudah saatnya bangun dan segera berlatih”. Memang sepanjang karirnya ia dikenal sangat dekat dengan Gianni Agnelli. Dua hari setelah pemakaman avvocato, Ale berhasil mencetak salah satu gol terindah dalam hidupnya. Menerima umpan dari Zambrotta, Del Piero langsung melakukan tendangan volley dengan menggunakan tumitnya! Dan tentunya gol ini Ale persembahkan untuk Gianni Agnelli. Di akhir musim Del Piero bermain sebanyak 38 kali dan mencetak 23 gol di semua ajang.
![]() |
| Del Piero bersama Gianni Agnelli |
Musim 2003/2004 Del Piero hanya mampu membawa Juventus meraih posisi ketiga di Serie A dan harus tersingkir di babak 16 besar Liga Champions. Pada musim ini Del Piero bermain di 31 pertandingan dan membuat 14 gol. Di akhir musim Lippi tidak memperpanjang kontraknya untuk melatih timnas Italia dan posisi Lippi digantikan oleh Fabio Capello. Capello dikenal sebagai pelatih bertangan besi. Saat itu Capello lebih memilih Ibrahimovic berduet dengan Trezeguet yang akhirnya membuat Del Piero lebih banyak menghangatkan bangku cadangan. Meski demikian Ale masih mampu mencetak 14 gol dan membantu Juventus meraih scudetto ke 28. Namun sukses di Serie A tidak diikuti di kancah Eropa, Juventus hanya mampu ke perempat final Liga Champions.

Beberapa
hari setelah merayakan scudetto Juventus ke 28, tepatnya 13 Juni 2005 malam
waktu setempat Del Piero menikahi Sonia Amoruso. Mereka mengucap janji setianya
di Gereja San Crato di kota Turin, dan hanya dihadiri oleh 12 orang terdekat
kedua mempelai. Ini mencerminkan betapa sederhananya sosok Del Piero. Tidak
seperti kebanyakan bintang sepakbola Italia yang beristrikan model atau artis,
Sonia awalnya bekerja hanya sebagai saleswoman.
Dari pernikahan Del Piero dan Sonia, kini mereka sudah memiliki tiga anak yaitu
Tobias Del Piero (lahir di Turin, 22 Oktober 2007), Dorotea Del Piero (lahir di
Turin, 4 Mei 2009) dan yang terakhir Sasha Del Piero (lahir di Turin, 27 Desember
2010).
Pada musim berikutnya 2005/2006 dengan semangat usai menjalani bulan madu dan prospek membela Italia di Piala Dunia 2006. Secara total Ale menciptakan 20 gol dari 45 pertandingan yang dijalaninya. Dan di musim ini juga Del Piero mulai melakukan selebrasi gol menjulurkan lidah. Ale mengaku tidak tahu mengapa ia memilih selebrasi ini, yang jelas ini adalah salah satu cara ia mengekpresikan kegembirannya. Menjulurkan lidah ini menjadi ciri khas Del Piero saat memenangkan scudetto ke 29 bagi Juventus atau koleksi ketujuhnya bagi Ale sendiri. Diajang Liga Champions perjuangan Ale dkk harus terhenti oleh Arsenal di babak permpat final.
![]() |
| Para pemain Juventus merayakan scudetto ke 29 |
Dengan
prestasi cemerlangnya bersama Juventus, Del Piero termasuk dalam skuad Italia
untuk Piala Dunia di Jerman. Dipimpin oleh Marcello Lippi, Del Piero hanya
mampu mencetak satu gol yaitu ketika berhadapan dengan tuan rumah di semifinal
yang dimenangkan Italia 2-0. Namun gol ini terasa spesial karena proses gol
yang disebut gol ala Del Piero yang menjadi khasnya. Di babak final Italia
melawan Perancis, hingga babak extra time skor imbang 1-1 dan sang juara dunia
harus ditentukan dengan adu penalti. Del Piero sukses menjadi eksekutor keempat
hasilnya Italia berhasil menjadi juara dunia. Lengkap sudah prestasi Del Piero diatas
lapangan.
![]() |
| Del Piero mencium Piala Dunia |
Ditengah menikmati
libur dengan status juara dunia, Del Piero dkk serta manajemen Juventus
mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan dari Italia. Persidangan kilat
skandal calciopoli memutuskan
Juventus akan didegradasikan ke Serie B serta pengurangan poin sebanyak 30. Selain
itu juga dua gelar scudetto Juventus musim 2004/2005 dan 2005/2006 harus
dicabut. Mendapat berita ini Del Piero sangat terkejut dan marah. Baginya dua
gelar scudetto yang dicabut secara tidak adil adalah hasil jerih payah pemain
di lapangan dan juga hasil pengorbanan dan perjuangan semua elemen di Juventus.
Menghadapi kenyataan ini Del Piero segera kembali ke markas Juventus di Vinovo.
Di saat Capello dan beberapa pemain penting Juventus memutuskan untuk pergi
dari Juventus, Del Piero sebagai kapten mengeluarkan pernyataan yang sangat
terkenal, “Un vero cavaliere non lascia
mai una signora!” atau “A true
gentleman never leaves his lady!”. Sebuah pernyataan sikap setia dari Ale
yang mudah untuk diucapkan namun akan sulit untuk dipraktekan.
Bermain di
Serie B bagi seorang yang berstatus juara dunia saat itu tentu sangat aneh bagi
Del Piero. Kini tim hanya mempersiapkan satu pertandingan dalam satu minggu. Saat
makan malam di hari Selasa atau Rabu Del Piero hanya bias menyaksikan Liga
Champions dari TV. Hal-hal seperti ini
tidak mudah untuk dijalani walaupun terkesan mudah. Namun demikian Del Piero
mengaku tidak pernah menyesal bermain untuk Juventus di Serie B Karena ia
menganggap Juventus sebagai keluarga, dimana apa yang terjadi terhadap klub,
tim hingga tifosi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bermain di
Serie B mengingatkan Del Piero akan saat pertama-tama ia mengawali karir
sepakbola dan merasa kembali seperti muda lagi.
“Ini adalah takdirku. Saat berada di puncak karir usai menjuarai piala dunia, tanggal 9 September 2006 saya tiba di Rimini untuk bermain di salah satu pertandingan Serie B. 14 tahun berlalu pada saat terakhir aku bermain di Serie B bersama Padova. Tapi kali ini ada tiga hal yang berbeda, seragam hitam putih, ban kapten di lengan dan nomor 10 di punggung saya.” –Alessandro Del Piero
![]() |
| Alex langsung kembali membawa Juventus ke Serie A setelah menjuarai Serie B |
Bukannya performa yang menurun setelah bermain di Serie B malah membuat Del Piero semakin tajam. Selain meraih gelar capocannonieri di Serie B musim 2006/2007 dengan koleksi 20 gol, Del Piero juga mampu meraih gelar yang sama menjadi top skor Serie A musim berikutnya 2007/2008 dengan catatan 21 gol. Del Piero tetap setia bersama Juventus melewati masa-masa sulitnya hingga akhirnya mendapatkan gelar scudetto ke 8 di musim 2011/2012.
Namun selain
gelar scudetto ke 8 yang diberikan Del Piero untuk Juventus gelar tersebut juga
menjadi yang terakhir karena sebelumnya sang presiden Andrea Agnelli telah
mengumumkan bahwa musim 2011/2012 menjadi musim yang terakhir Il Capitano. Manajemen
memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak Del Piero. Meskipun Del Piero
mengaku sedikit kecewa dengan pernyataan Agnelli karena diumumkan saat tim
sedang focus mengejar scudetto namun Ale tetap menunjukan kedewasaannya sebagai
kapten tim. Del Piero tidak membuat pernyataan yang menghebohkan dan lebih
memilih fokus dengan Juventus saat itu.
![]() |
| Scudetto 2011/2012 menjadi persembahan terakhir Il Capitano |
Dan saat terakhir itu tibalah, pada tanggal 14 Mei 2012 Del Piero bermain di pertandingan terakhirnya di Serie A dan Juventus. Del Piero sendiri tampil sebagai starter yang sebelumnya juga telah dikonfirmasi oleh Antonio Conte akan tampil dari menit pertama sebagai penghormatan terakhir bagi sang legenda. Kian spesial di pertandingan tersebut Ale mencetak gol di pertengahan babak pertama dengan gol khasnya yang indah. Kemudian tibalah saat terakhir itu di menit 58 Simone Pepe dimasukan untuk menggantikan Ale. Seluruh pemain, tifosi yang berada di seluruh isi stadion berdiri memberikan standing ovation kepada Del Piero. Momen yang tidak akan dilupakan oleh seluruh Juventini di dunia. Del Piero menutup perjalanan karirnya dengan sebuah tinta emas bersama Bianconeri. Juventus sendiri menang 3-1 atas Atalanta dengan rekor tak terkalahkan sepanjang musim. Pertandingan terakhir Del Piero sendiri bagi Juventus adalah beberapa hari kemudian di final Coppa Italia melawan Napoli. Sayangnya Del Piero dkk gagal meraih gelar tersebut. Sepanjang karir bersama Juventus Del Piero telah bermain di 705 pertandingan dengan rekor 290 gol di semua ajang yang diikutinya.
“Ini merupakan momen yang sangat luar
biasa bagi saya. Tanpa dukungan dari banyak pihak, terutama fans setia
Juventus, saya tak akan seperti ini. Saya sangat bangga dan senang hari ini. Sungguh
menjadi hari yang sempurna!”- Del Piero seusai pertandingan melawan Atalanta

Setelah usai kisah romantisme bersama Juventus Del Piero memutuskan untuk bermain di Australia bersama Sydney FC. Dengan menandatangani kontrak bersama Sydney FC pada 5 September 2012 ia menampik isu kepindahannya ke FC Sion, Southhampton, Liverpool atau bermain di MLS. Di musim pertamanya bersama Sydney FC Del Piero hanya mampu menempati posisi 7 di A League dan gagal membawa Sydney FC tampil di Final Series. Namun Il Pinturicchio masih mampu menampilkan performa terbaiknya sepanjang musim ini. Bermain sebanyak 24 kali, Del Piero mampu mencetak 14 gol termasuk quattrick pertama sepanjang karir sepakbolanya ke gawang Wellington Phoenix di pertengahan Januari 2013. Di musim perdananya Del Piero juga terpilih sebagai Pemain Terbaik A League versi Football Media Association (FMA).
Di musim keduanya 2013/2014 bersama Sky Blues Del Piero kembali gagal membawa Sydney FC ke babak play off. Awal April, saat kalah 2-1 dari Melbourne Victory Del Piero mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan Sydney FC. “Australia, waktunya sudah tiba untuk mengucapkan ‘arrivederci’ selamat tinggal.” Tulis Del Piero pada webasite resminya www.alessandrodelpiero.com. Selama membela The Sky Blues Ale telah bermain sebanyak 48 kali dengan koleksi 24 gol. Del Piero juga mengumumkan akan tetap bermain dan belum akan pension. Banyak yang memberitakan sang legenda Juve ini akan bermain di MLS.
![]() |
| Del Piero di pertandingan terakhir bersama Sydney FC |
Dimana pun Del Piero akan bermain kami akan terus mendukung mu dan akan menunggu engkau datang untuk kedua kalinya ke klub yang engkau cintai, Juventus!
Alessandro Del
Piero and friends
Mari kita simak beberapa komentar rekannya tentang Del Piero:
Fabrizio Ravanelli: “Del Piero is able to do certain things, that could seem extraordinary, but he does them like they were simple.”
Mauro
Camoranesi: “He is an exceptional person and really doesn’t need t prove
himself to anyone. Del Piero is a wonderfull man player.”
Fabio Cannavaro: “In my view he’s the best person I’ve meet in this sport.”
Fabio Capello: “I believe in champions and Alex is a champion. Del Piero is a player of very high quality and deserves his record.” Because of having many strikers in the squad: “Sometimes I feel embarrassed at putting him on the bench.”
Diego Maradona: Talking about the best 100 world footballers ever he says, “Here he is, he is different from Zidane, he likes to play, he feels it in his soul; between he and the French (Zidane), I stay with him.”
Gianluca Zambrotta: “It still surprising to me that Alessandro Del Piero has gone through his career without winning this trophy.” (The Ballon d’Or)
Angelo Di Livio: “I’ve meet Ale at the Primavera. And he was already a phenomenon. He was so brave that we forced the coach to make him debut at the main team. He has those abilities that only great stars have. And everyone, as soon as they saw him, said ‘This one will surely make it’.”
Adrian Mutu: “Alex is an example for all of us. He works hard in training without ever speaking out.”
Ruben Oliviera: “Del Piero is my idol. When I arrived at Juventus and I was introduced to Alex, it was like touching the heavens with my finger.”
Fakta menarik tentang Alessandro Del Piero
Del Piero mengungkapkan rahasia dibalik kesuksesannya dalam mengeksekusi tendangan bebas. Menurutnya yang terpenting dalam melakukan tendangan bebas adalah membuat bola masuk ke dalam gawang.
Kecintaan Del Piero terhadap Juventus sudah tidak diragukan lagi. Ale bersedia gajinya dipotong dari 4 juta euro menjadi 1 juta euro saat memperpanjang kontraknya selama setahun bersama Juventus sampai dengan Juni 2012. Namun Del Piero juga akan mendapat bonus tambahan apabila dapat membantu Juventus juara atau masuk posisi empat besar.
OASIS merupakan salah satu band favorit Del Piero dan ia berteman baik dengan Noel Gallagher (vokalis, gitaris). Gallagher dianggap oleh Ale sebagai maskot keberuntungan timnas Italia saat menjuarai Piala Dunia 2006. Del Piero juga sempat muncul di video klip OASIS, Lord Don’t Slow Me Down.
![]() |
| Del Piero berfoto bersama Noel Gallagher |
Extra Joss pernah memakai Del Piero sebagai bintang iklannya di tahun 2002.
Del Piero memiliki pelatih fisik pribadi yang bernama Giovanni Bonocore. Bonocore mengungkapkan rahasia penampilan gemilang Ale di usianya yang sudah tak muda lagi. Menurutnya penampilan gemilang Del Piero didapat setelah melalui tiga hal penting yaitu latihan teknik, gaya dan ketahanan fisik menjadi modal utama.
Selain sepakbola, Del Piero juga menyukai bola basket NBA dan menyukai Steve Nash. Nash sendiri mengungkapkan bahwa Del Piero adalah idolanya.
![]() |
| Del Piero bertemu dengan Steve Nash saat berlatih bersama LA Lakers |
Demikianlah tulisan
ini saya buat dengan banyak referensi dan dari sumber yang dapat dipercaya. Terima
kasih, Forza Juve!















Tidak ada komentar:
Posting Komentar