Mei 27, 2014

Alessandro Del Piero: Un Vero Cavaliere Non Lascia Mai Una Signora!

Ketika itu saya masih SD tahun 1997an, saya sangat menikmati pertandingan antara Juventus melawan Parma yang ditayangkan oleh RCTI bersama Bapak dan Abang saya. Baru kala itu saya menonton pertandingan bola selama 2 babak penuh! Biasanya saya tidak pernah nonton bola hingga pertandingan usai karna cepat bosan. Karena ada sesuatu yang berbeda yang membuat saya sangat menikmati pertandingan tersebut, bukan karena ada Zidane yang sangat lihai memainkan bola atau gesitnya permainan Inzaghi namun karena Alessandro Del Piero! Ya Del Piero, pemain yang sangat cepat dan cara mengolah bola yang sangat indah diperlihatkannya itu membuat saya langsung mengidolakannya. Hal tersebut jugalah yang akhirnya membuat saya mencintai Juventus. 

Sejak saat itu saya tidak pernah melewatkan berita mengenai Juventus hingga saat ini. Namun layaknya kisah-kisah yang ada dalam dongeng atau film semuanya tidak melulu indah, Juventus sempat dipaksa turun kasta ke Serie B pada musim 2006/2007. Dan juga berbagai kegagalan Juventus di Serie A karna hanya “mampu” menduduki peringkat 7 di dua musim berturut 2009/2010 dan 2010. Hingga akhirnya datang “Sang Penjuru Selamat” yaitu legenda hidup Juve sendiri Antonio Conte. Ia mampu Juventus kembali ke habitat asli Juve sebagai tim terkuat di Italia dengan membawa Juventus 3 kali Juara Seria A secara berturut-turut! Dan scudetto yang paling anyar dimenangkan dengan sejumlah rekor yang akan sulit dilewati tim manapun yaitu kemenangan kandang sepanjang musim serta total 102 poin pada musim 2013/2014 ini! Namun mungkin scudetto musim 2011/2012 lah yang akan sulit dilupakan Juventini di seluruh dunia, ya pada musim tersebutlah menjadi musim dan piala terakhir Ale untuk Juventus yang mana La Fidanzata Italia tak terkalahkan sepanjang musim. Melawan Atalanta di pertandingan terakhir Serie A 2011/2012, Il Pinturrichio tampil untuk terakhir kalinya untuk Juventus di Serie A dan Juventus Stadium (Pertandingan terakhir ADP adalah pada Final Coppa Italia 2012 melawan Napoli, sayang karena Juve kalah dari Napoli). Terasa spesial karena di farewell party tersebut Il Capitano juga membuat gol terakhirnya untuk Juventus. Digantikan oleh Simone Pepe pada menit ke 58, seluruh penonton dan pemain memberikan penghormatan terakhir kepada sang legenda.  Mungkin seluruh juventini di dunia termasuk saya sangat sedih dengan “kepergiannya” tersebut setelah bersama klub yang sangat dicintainya tersebut hingga hampir 19 tahun lamanya. Hingga akhirnya dia berlabuh ke Australia bersama Sydney FC selama dua musim hingga kontraknya berakhir belum lama ini dan memutuskan akan tetap bermain di musim 2014/2015 namun ADP belum memutuskan klub mana yang dibelanya musim ini. Dengan pengantar diatas saya ingin menulis biografi singkat ADP hingga saat ini yang nantinya akan menambah tag di blog saya yaitu JUVEISME dan tambahan ‘Juve Legends’.


Siapakah Alessandro Del Piero?


Lahir pada tanggal 9 November 1974 di Conegliano Veneto, Italia, Alessandro Del Piero dilahirkan  dari keluarga yang sederhana. Gino, ayahnya, adalah seorang ahli elektronika sedangkan ibunya, Bruna, hanya ibu rumah tangga biasa. Seperti banyaknya anak kecil di Italia Del Piero pun sangat menyukai sepakbola. Ia sering bermain dengan ketiga temannya yaitu Nelso, Pierpaolo, dan Giovanni Paolo di halaman rumahnya. Ketiga temannyatersebut bercita-cita menjadi pemain sepakbola professional namun justru Del Piero yang mampu menjadi pesepakbola besar hingga menjadi salah satu bakat terbesar yang pernah dimiliki Italia. Namun menariknya Del Piero mengaku tidak pernah bercita-cita menjadi pemain sepakbola. Ia memiliki cita-cita menjadi seorang supir truk, ia beralasan dengan menjadi supir truk dapat membuatnya berkeliling dunia.

Ia mengawali karir sepakbolanya bersama dengan AC San Vendemiano pada tahun 1988.  Bersama San Vendemiano saat umurnya masih 7 tahun, Del Piero memilih posisi kiper dengan alasan lugu khas anak kecil, dengan menjadi kiper ia dapat memegang bola yang tidak dapat dilakukan temannya. Ibunya pun mendukung anaknya untuk menjadi kiper ia beralasan dengan menjadi kiper, anaknya tak akan banyak mengeluarkan keringat dan terhindar dari kemungkinan cidera. Tapi kakaknya Stefano (yang juga dulunya adalah pemain sepakbola namun mengalami cidera parah saat bermain untuk Sampdoria, kini ia menjadi agen Del Piero) melihat bahwa bakat adiknya adalah menjadi striker. Dan sejak saat itu Del Piero bermain sebagai striker hingga saat ini. Para pemandu bakat mulai meliriknya, pada usia 13 tahun ia ditarik ke Padova Calcio. Di usia ke 17 Del Piero memulai debut profesionalnya bersama Padova Calcio di Serie B. Hanya bermain sebanyak 14 kali, bakatnya langsung dilirik oleh klub besar Juventus. Pada tahun 1993 Juventus kemudian membelinya, bersama Juventus lah namanya semakin terkenal sampai seluruh dunia. Datangnya Del Piero tak lepas dari andil Giampiero Boniperti. Pertama kali tiba di Turin Del Piero masih berumur 19 tahun saat itu langsung diajak ke ruangan piala Juventus. Di dalam ruangan yang berisi puluhan piala yang dimenangkan Juventus tersebut, Sang Presiden Boniperti berkata kepadanya, “Lihat betapa banyak piala yang sudah dimenangkan oleh klub ini. Aku harap Kau dapat memenangkan lebih banyak lagi.” Berbekal kalimat dari sang presiden yang juga legenda Juve tersebut ia pun langsung menggenapkan takdirnya untuk memenangkan puluhan piala lainnya untuk Juventus.

Pada musim pertamanya bersama Juventus tahun 1993/1994 seperti layaknya pemuda lainnya, Del Piero harus memulai karirnya dari tingkat Primavera yang kala itu dilatih oleh Antonello Cuccureddu. Pada musim tersebut juga Del Piero langsung memberikan Piala Viareggio yaitu kompetisi tertua untuk tingkat Primavera. Del Piero juga mencetak gol di laga final melawan Fiorentina lewat titik putih, skor 3-2 untuk kemenangan Juventus Primavera. Tidak hanya piala tersebut yang mampu diberikan Del Piero pada musim itu, ia juga mempersembahkan Scudetto Primavera. Scudetto didapatkan setelah mengalahkan tetangga sekota yaitu Torino. Lagi-lagi Del Piero mencetak gol menentukan di partai final tersebut.

Berbeda dengan tim Primavera, di tingkat senior Juventus tidak meraih gelar apapun pada musim itu. Namun begitu Del Piero mencatatkan 14 kali penampilan dan mencetak 5 gol. Del Piero sendiri melakukan debut bersama Juventus pada tanggal 12 September 1993 kala menggantikan Ravanelli di menit ke 74 menghadapi Foggia. Pada pertandingan keduanya tujuh hari kemudian Del Piero berhasil mencetak gol debutnya untuk Juventus menghadapi Reggina yang tepat pada hari pernikahan kedua orang tuanya. Spesial!

Di musim keduanya di Juventus 1994/1995 Del Piero promosi ke tim utama. Banyak terjadi perubahan di Juventus kala itu, kepemimpinan Boniperti digantikan oleh Triade (Moggi, Giraudo dan Bettega) dan pelatih Giovanni Trapattoni diganti oleh Marcello Lippi. Menjadi penyerang keempat setelah Roberto Baggio, Vialli dan Ravanelli, Del Piero hanya menjadi baying-bayang striker tersebut dari formasi 4-3-3 ala Marcello Lippi kala itu. Namun dinilai cukup “beruntung” setelah Baggio lebih banyak cidera dan membuka kesempatan lebar bagi Del Piero untuk unjuk gigi. Sepanjang musim ini Del Piero mencatatkan 50 kali penampilan serta 11 gol di semua ajang yang diikuti Juventus. Di musim ini Del Piero langsung memberikan Scudetto ke 23 bagi Juventus. Gelar tersebut diraih setelah Juve berpuasa selama 9 musim. Selain gelar Serie A, campione Coppa Italia juga diraihnya setelah mengalahkan Parma di partai final. Sayangnya pada partai final lainnya yang juga dihadapkan dengan Parma di UEFA Cup (kini Europa League) Juventus kalah. Pada akhir musim ini Roberto Baggio memutuskan pindah ke AC Milan dan semua perhatian ditujukan ke Alessandro Del Piero. Salah satu penyesalan terbesar Del Piero adalah tidak dapat bermain lebih lama dengan Baggio. Ia berpendapat bahwa Baggio dapat menjadi mentor yang baik untuk perkembangan karirnya. Namun begitu Ale juga bangga dapat mewarisi nomor keramat di Juventus yaitu 10. Nomor yang dianggap sempurna.

Alex bersama Roberto Baggio

Di musim berikutnya 1995/1996 adalah musim pertama mencantumkan nama pemain di jersey dan perpaduan antara Del Piero – 10 tampak begitu sempurna untuk dipandang. Ia berkata yang dapat menggantikan seragam ini hanya seragam tim nasional Italia. Bisa dibilang pada musim ini lah menjadi musim tersukses bagi Ale selama karirnya di Juventus. Bagaimana tidak, selain menjuarai Coppa Italia pada Januari 1996 setelah mengalahkan Parma 1-0 di final, Juve juga berhasil memenangkan Piala Champions (kini Liga Champions League) setelah mengalahkan Ajax Amsterdam di final yang dihelat di Stadion Olimpico Roma. Bermain sebanyak 43 kali dan mencetak 11 gol di semua ajang pada musim tersebut. Pada musim ini jugalah Ale melakoni debut untuk Gli Azzurri.

Del Piero mengangkat Piala Champions 

Pada musim keempatnya di Juventus pada 1996/1997 kembali beberapa perubahan terjadi pada kehidupan Del Piero. Jajaran manajemen Juve memutuskan untuk melepas Ravanelli ke Middlesbrough dan juga Vialli dilepas ke Chelsea. Dan sebagai gantinya manajemen mendatangkan beberapa pemain seperti Zidane, Boksic, Amoruso serta Vieri untuk menemani Del Piero di lini depan Juve. Pergantian tersebut nampaknya tidak terlalu mempengaruhi performa Juventus musim ini, buktinya ia dkk kembali mampu memberikan gelar UEFA Super Cup mengalahkan PSG, Scudetto ke 24 dan juga Toyota Intercontinental Cup (kini FIFA Club World Cup) pada November 1996. Del Piero mencetak satu-satunya gol kemenangan atas River Plate. Semakin lengkap karena Ale dipilih sebagai MVP pada pertandingan tersebut. Namun yang sangat disesalkan Ale dkk pada musim ini adalah kegagalan mereka untuk mengangkat kembali Piala Champions setelah kalah 1-3 atas Borussia Dortmund. Pada musim ini Del Piero mencatatkan 35 pertandingan serta 15 gol di semua ajang yang diikuti Juventus.


Musim 1997/1998 Christian Vieri memutuskan untuk hengkang ke Atletico Madrid. Sebagai gantinya Juventus mendatangkan Filipo Inzaghi dari Atalanta. Del Piero pun kembali harus beradaptasi dengan rekan duetnya di lini depan. Beruntungnya Ale adalah seseorang yang sangat mudah dan cepat beradaptasi dengan siapapun. Bersama dengan Inzaghi mereka menjadi duet yang sangat ditakuti di Serie A dan juga Eropa. Pada musim ini Del Piero bermain 47 kali dan mencetak 37 gol yang menjadikannya sebagai topskor klub. Del Piero berhasil mengantarkan Juventus meraih scudetto ke 25 dan juga Coppa Italia, namun lagi-lagi di ajang Piala Champions Juventus harus mengakui keunggulan Real Madrid di laga final ketiga beruntunnya. Di musim ini Del Piero dianugrahi sebagai Best Italian Player.


Pada November 1998 tepatnya sehari sebelum ulang tahun ke 24 Del Piero, saat pertandingan melawan Udinese, Juventus unggul 1-2 di Friulli. Menjelang akhir pertandingan Ale hendak mengejar bola di kotak pinalti lawan dan terjadi benturan dengan seorang bek Udinese. Del Piero tampak meringis kesakitan sambil memegangi lutut kirinya. Setelah ditandu keluar lapangan, tidak lama kemudian Udinese berhasil menyamakan kedudukan di menit 90 skor akhir 2-2. Setelah didiagnosa lebih lanjut menyatakan bahwa lutut Del Piero mengalami cidera ACL, cidera yang sangat ditakuti oleh semua pemain sepakbola, yang harus memaksa Del Piero absen sepanjang musim 1997/1998. Juventus begitu kehilangan sosok Del Piero di lapangan dan pada akhir musim Juventus hanya mampu berada di posisi 7 yang juga memaksa Marcelo Lippi digantikan dengan Carlo Ancelotti pada Februari 1999.

Menjalani pemulihan dari cidera yang parah tersebut menjadi masa-masa yang sangat sulit bagi Del Piero. Beruntung pada tahun 1999 ini Del Piero bertemu dengan wanita cantik bernama Sonia Amoruso –adik kandung dari rekan setim Del Piero di Juventus yaitu Nicola Amoruso-, Sonia selalu membantu dan bersama Ale pada masa-masa sulit ini. Del Piero pernah mengatakan bahwa cidera panjang ini telah membuatnya lebih baik lagi, baik sebagai pemain sepakbola maupun dalam menjalani kehidupannya.

Sekembalinya Del Piero dari cidera panjang di musim 1999/2000, ia hampir membawa Juventus meraih scudetto jika saja tidak bermain di lapangan yang tergenang air menghadapi Perugia. Namun penampilan Ale di musim ini masih belum pulih seperti sediakala, dari 45 pertandingan dan mencetak 12 gol  di semua ajang dan 8 dari 9 golnya di Serie A dicetak melalui titik putih. Hampir sama dengan musim sebelumnya, di musim 2000/2001 di mana Del Piero hanya mampu mencetak 9 gol di Serie A dan lagi-lagi Juventus kembali gagal meraih scudetto setelah harus puas menjadi runner up. Di tahun ini juga Del Piero ikut serta bersama timnas Italia di EURO 2000, membawa Italia ke final melawan Perancis namun akhirnya kalah. Del Piero dianggap telah “habis” karena tidak mampu kebali ke performa sebelumya dan gagal mencetak gol ke gawang Perancis setelah mendapatkan dua peluang emas. Tekanan semakin banyak apalagi pada tahun 2000 Ale dinobatkan sebagai pemain sepakbola dengan pendapatan paling tinggi di dunia (gaji, bonus pertandingan dan pemasukan iklan).

Memasuki musim 2001/2002 Del Piero harus merelakan sahabatnya Zinedine Zidane untuk bergabung Real Madrid yang menjadikan Zidane sebagai transfer termahal saat itu. Namun begitulah kehidupan ada yang pergi dan tentunya ada juga yang datang. Ale mendapatkan rekan-rekan baru kala itu yaitu Nedved, Bufffon, Thuram dan lainnya. Bermain sebanyak 46 kali dan mencetak 21 gol di semua ajang Del Piero dkk berhasil mengantarkan Juventus meraih scudetto. Ada kisah menarik pada musim ini, pada tanggal 13 Februari Del Piero harus melepas kepergian sang ayah untuk selama-lamanya. Selang 4 hari kemudian usai pemakaman sang ayah, Del Piero ikut tim untuk bertanding melawan Bari. Pada pertandingan yang membuat kedua kiper bermain secara luar biasa tersebut tidak ada gol hingga akhirnya kisah itu terjadi, di menit 63 Ancelotti memasukan Del Piero untuk menggantikan Kovacevic. Hasilnya sangat jitu, Del Piero menciptakan gol kemenangan di menit 80. Del Piero terlihat begitu emosional merayakan gol ini hingga menangis dan mempersembahkan gol tersebut untuk ayahnya.

Di musim 2002/2003 Del Piero kembali berhasil membawa Juventus ke partai final Liga Champions menghadapi tim satu Negara, AC Milan. Namun sayangnya Juventus harus kalah adu penalti di Old Traford, Inggris. Di ajang Serie A, Juventus berhasil dibawanya meraih scudetto yang sangat spesial untuknya yang disebut sebagai Scudetto for Avvocato. Di musim ini juga Ale harus kehilangan salah satu tokoh penting dalam hidupnya yaitu Gianni Agnelli. Gianni adalah tokoh legendaris yang memiliki Juventus ini wafat pada 24 Januari 2003, beliau juga yang memberikan julukan Il Pinturicchio kepada Del Piero. Ale mengaku sangat terpukul atas kepergian Gianni Agnelli karena beberapa hari sebelumnya Gianni menelponnya dengan pertanyaan yang rutin. “Ale, apakah kau sudah bangun?”, biasanya Del Piero menjawab, “Sudah.” Tapi hari itu Del Piero memberanikan diri menjawab, “Saya sedang tidur tadi”. Dan dengan tenang Gianni kemudian berkata, “Baiklah, sudah saatnya bangun dan segera berlatih”. Memang sepanjang karirnya ia dikenal sangat dekat dengan Gianni Agnelli. Dua hari setelah pemakaman avvocato, Ale berhasil mencetak salah satu gol terindah dalam hidupnya. Menerima umpan dari Zambrotta, Del Piero langsung melakukan tendangan volley dengan menggunakan tumitnya! Dan tentunya gol ini Ale persembahkan untuk Gianni Agnelli. Di akhir musim Del Piero bermain sebanyak 38 kali dan mencetak 23 gol di semua ajang.

Del Piero bersama Gianni Agnelli

Musim 2003/2004 Del Piero hanya mampu membawa Juventus meraih posisi ketiga di Serie A dan harus tersingkir di babak 16 besar Liga Champions. Pada musim ini Del Piero bermain di 31 pertandingan dan membuat 14 gol. Di akhir musim Lippi tidak memperpanjang kontraknya untuk melatih timnas Italia dan posisi Lippi digantikan oleh Fabio Capello. Capello dikenal sebagai pelatih bertangan besi. Saat itu Capello lebih memilih Ibrahimovic berduet dengan Trezeguet yang akhirnya membuat Del Piero lebih banyak menghangatkan bangku cadangan. Meski demikian Ale masih mampu mencetak 14 gol dan membantu Juventus meraih scudetto ke 28. Namun sukses di Serie A tidak diikuti di kancah Eropa, Juventus hanya mampu ke perempat final Liga Champions.


Beberapa hari setelah merayakan scudetto Juventus ke 28, tepatnya 13 Juni 2005 malam waktu setempat Del Piero menikahi Sonia Amoruso. Mereka mengucap janji setianya di Gereja San Crato di kota Turin, dan hanya dihadiri oleh 12 orang terdekat kedua mempelai. Ini mencerminkan betapa sederhananya sosok Del Piero. Tidak seperti kebanyakan bintang sepakbola Italia yang beristrikan model atau artis, Sonia awalnya bekerja hanya sebagai saleswoman. Dari pernikahan Del Piero dan Sonia, kini mereka sudah memiliki tiga anak yaitu Tobias Del Piero (lahir di Turin, 22 Oktober 2007), Dorotea Del Piero (lahir di Turin, 4 Mei 2009) dan yang terakhir Sasha Del Piero (lahir di Turin, 27 Desember 2010).


Pada musim berikutnya 2005/2006 dengan semangat usai menjalani bulan madu dan prospek membela Italia di Piala Dunia 2006. Secara total Ale menciptakan 20 gol dari 45 pertandingan yang dijalaninya. Dan di musim ini juga Del Piero mulai melakukan selebrasi gol menjulurkan lidah. Ale mengaku tidak tahu mengapa ia memilih selebrasi ini, yang jelas ini adalah salah satu cara ia mengekpresikan kegembirannya. Menjulurkan lidah ini menjadi ciri khas Del Piero saat memenangkan scudetto ke 29 bagi Juventus atau koleksi ketujuhnya bagi Ale sendiri. Diajang Liga Champions perjuangan Ale dkk harus terhenti oleh Arsenal di babak permpat final.
Para pemain Juventus merayakan scudetto ke 29
Dengan prestasi cemerlangnya bersama Juventus, Del Piero termasuk dalam skuad Italia untuk Piala Dunia di Jerman. Dipimpin oleh Marcello Lippi, Del Piero hanya mampu mencetak satu gol yaitu ketika berhadapan dengan tuan rumah di semifinal yang dimenangkan Italia 2-0. Namun gol ini terasa spesial karena proses gol yang disebut gol ala Del Piero yang menjadi khasnya. Di babak final Italia melawan Perancis, hingga babak extra time skor imbang 1-1 dan sang juara dunia harus ditentukan dengan adu penalti. Del Piero sukses menjadi eksekutor keempat hasilnya Italia berhasil menjadi juara dunia. Lengkap sudah prestasi Del Piero diatas lapangan.

Del Piero mencium Piala Dunia
Ditengah menikmati libur dengan status juara dunia, Del Piero dkk serta manajemen Juventus mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan dari Italia. Persidangan kilat skandal calciopoli memutuskan Juventus akan didegradasikan ke Serie B serta pengurangan poin sebanyak 30. Selain itu juga dua gelar scudetto Juventus musim 2004/2005 dan 2005/2006 harus dicabut. Mendapat berita ini Del Piero sangat terkejut dan marah. Baginya dua gelar scudetto yang dicabut secara tidak adil adalah hasil jerih payah pemain di lapangan dan juga hasil pengorbanan dan perjuangan semua elemen di Juventus. Menghadapi kenyataan ini Del Piero segera kembali ke markas Juventus di Vinovo. Di saat Capello dan beberapa pemain penting Juventus memutuskan untuk pergi dari Juventus, Del Piero sebagai kapten mengeluarkan pernyataan yang sangat terkenal, “Un vero cavaliere non lascia mai una signora!” atau “A true gentleman never leaves his lady!”. Sebuah pernyataan sikap setia dari Ale yang mudah untuk diucapkan namun akan sulit untuk dipraktekan.


Bermain di Serie B bagi seorang yang berstatus juara dunia saat itu tentu sangat aneh bagi Del Piero. Kini tim hanya mempersiapkan satu pertandingan dalam satu minggu. Saat makan malam di hari Selasa atau Rabu Del Piero hanya bias menyaksikan Liga Champions dari  TV. Hal-hal seperti ini tidak mudah untuk dijalani walaupun terkesan mudah. Namun demikian Del Piero mengaku tidak pernah menyesal bermain untuk Juventus di Serie B Karena ia menganggap Juventus sebagai keluarga, dimana apa yang terjadi terhadap klub, tim hingga tifosi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bermain di Serie B mengingatkan Del Piero akan saat pertama-tama ia mengawali karir sepakbola dan merasa kembali seperti muda lagi.


“Ini adalah takdirku. Saat berada di puncak karir usai menjuarai piala dunia, tanggal 9 September 2006 saya tiba di Rimini untuk bermain di salah satu pertandingan Serie B. 14 tahun berlalu pada saat terakhir aku bermain di Serie B bersama Padova. Tapi kali ini ada tiga hal yang berbeda, seragam hitam putih, ban kapten di lengan dan nomor 10 di punggung saya.” –Alessandro Del Piero
Alex langsung kembali membawa Juventus ke Serie A setelah menjuarai Serie B

Bukannya performa yang menurun setelah bermain di Serie B malah membuat Del Piero semakin tajam. Selain meraih gelar capocannonieri di Serie B musim 2006/2007 dengan koleksi 20 gol, Del Piero juga mampu meraih gelar yang sama menjadi top skor Serie A musim berikutnya 2007/2008 dengan catatan 21 gol. Del Piero tetap setia bersama Juventus melewati masa-masa sulitnya hingga akhirnya mendapatkan gelar scudetto ke 8 di musim 2011/2012.


Namun selain gelar scudetto ke 8 yang diberikan Del Piero untuk Juventus gelar tersebut juga menjadi yang terakhir karena sebelumnya sang presiden Andrea Agnelli telah mengumumkan bahwa musim 2011/2012 menjadi musim yang terakhir Il Capitano. Manajemen memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak Del Piero. Meskipun Del Piero mengaku sedikit kecewa dengan pernyataan Agnelli karena diumumkan saat tim sedang focus mengejar scudetto namun Ale tetap menunjukan kedewasaannya sebagai kapten tim. Del Piero tidak membuat pernyataan yang menghebohkan dan lebih memilih fokus dengan Juventus saat itu.

Scudetto 2011/2012 menjadi persembahan terakhir Il Capitano

Dan saat terakhir itu tibalah, pada tanggal 14 Mei 2012 Del Piero bermain di pertandingan terakhirnya di Serie A dan Juventus. Del Piero sendiri tampil sebagai starter yang sebelumnya juga telah dikonfirmasi oleh Antonio Conte akan tampil dari menit pertama sebagai penghormatan terakhir bagi sang legenda. Kian spesial di pertandingan tersebut Ale mencetak gol di pertengahan babak pertama dengan gol khasnya yang indah. Kemudian tibalah saat terakhir itu di menit 58 Simone Pepe dimasukan untuk menggantikan Ale. Seluruh pemain, tifosi yang berada di seluruh isi stadion berdiri memberikan standing ovation kepada Del Piero. Momen yang tidak akan dilupakan oleh seluruh Juventini di dunia. Del Piero menutup perjalanan karirnya dengan sebuah tinta emas bersama Bianconeri. Juventus sendiri menang 3-1 atas Atalanta dengan rekor tak terkalahkan sepanjang musim. Pertandingan terakhir Del Piero sendiri bagi Juventus adalah beberapa hari kemudian di final Coppa Italia melawan Napoli. Sayangnya Del Piero dkk gagal meraih gelar tersebut. Sepanjang karir bersama Juventus Del Piero telah bermain di 705 pertandingan dengan rekor 290 gol di semua ajang yang diikutinya.


“Ini merupakan momen yang sangat luar biasa bagi saya. Tanpa dukungan dari banyak pihak, terutama fans setia Juventus, saya tak akan seperti ini. Saya sangat bangga dan senang hari ini. Sungguh menjadi hari yang sempurna!”- Del Piero seusai pertandingan melawan Atalanta


Setelah usai kisah romantisme bersama Juventus Del Piero memutuskan untuk bermain di Australia bersama Sydney FC. Dengan menandatangani kontrak bersama Sydney FC pada 5 September 2012 ia menampik isu kepindahannya ke FC Sion, Southhampton, Liverpool atau bermain di MLS. Di musim pertamanya bersama Sydney FC Del Piero hanya mampu menempati posisi 7 di A League dan gagal membawa Sydney FC tampil di Final Series. Namun Il Pinturicchio masih mampu menampilkan performa terbaiknya sepanjang musim ini. Bermain sebanyak 24 kali, Del Piero mampu mencetak 14 gol termasuk quattrick pertama sepanjang karir sepakbolanya ke gawang Wellington Phoenix di pertengahan Januari 2013. Di musim perdananya Del Piero juga terpilih sebagai Pemain Terbaik A League versi Football Media Association (FMA).

Di musim keduanya 2013/2014 bersama Sky Blues Del Piero kembali gagal membawa Sydney FC ke babak play off. Awal April, saat kalah 2-1 dari Melbourne Victory Del Piero mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan Sydney FC. “Australia, waktunya sudah tiba untuk mengucapkan ‘arrivederci’ selamat tinggal.” Tulis Del Piero pada webasite resminya www.alessandrodelpiero.com. Selama membela The Sky Blues Ale telah bermain sebanyak 48 kali dengan koleksi 24 gol. Del Piero juga mengumumkan akan tetap bermain dan belum akan pension. Banyak yang memberitakan sang legenda Juve ini akan bermain di MLS.

Del Piero di pertandingan terakhir bersama Sydney FC

Dimana pun Del Piero akan bermain kami akan terus mendukung mu dan akan menunggu engkau datang untuk kedua kalinya ke klub yang engkau cintai, Juventus!


Alessandro Del Piero and friends


Mari kita simak beberapa komentar rekannya tentang Del Piero:

Fabrizio Ravanelli: “Del Piero is able to do certain things, that could seem extraordinary, but he does them like they were simple.”

Mauro Camoranesi: “He is an exceptional person and really doesn’t need t prove himself to anyone. Del Piero is a wonderfull man player.”

Fabio Cannavaro: “In my view he’s the best person I’ve meet in this sport.”

Fabio Capello: “I believe in champions and Alex is a champion. Del Piero is a player of very high quality and deserves his record.” Because of having many strikers in the squad: “Sometimes I feel embarrassed at putting him on the bench.”

Diego Maradona: Talking about the best 100 world footballers ever he says, “Here he is, he is different from Zidane, he likes to play, he feels it in his soul; between he and the French (Zidane), I stay with him.”

Gianluca Zambrotta: “It still surprising to me that Alessandro Del Piero has gone through his career without winning this trophy.” (The Ballon d’Or)

Angelo Di Livio: “I’ve meet Ale at the Primavera. And he was already a phenomenon. He was so brave that we forced the coach to make him debut at the main team. He has those abilities that only great stars have. And everyone, as soon as they saw him, said ‘This one will surely make it’.”

Alessio Tacchinardi: “He always comes to the training field with a smile for everyone, a comforting word for everyone. This is greatness, humbleness. He’s a golden person.”

Adrian Mutu: “Alex is an example for all of us. He works hard in training without ever speaking out.”

Ruben Oliviera: “Del Piero is my idol. When I arrived at Juventus and I was introduced to Alex, it was like touching the heavens with my finger.”

Fakta menarik tentang Alessandro Del Piero

Del Piero mengungkapkan rahasia dibalik kesuksesannya dalam mengeksekusi tendangan bebas. Menurutnya yang terpenting dalam melakukan tendangan bebas adalah membuat bola masuk ke dalam gawang.



Kecintaan Del Piero terhadap Juventus sudah tidak diragukan lagi. Ale bersedia gajinya dipotong dari 4 juta euro menjadi 1 juta euro saat memperpanjang kontraknya selama setahun bersama Juventus sampai dengan Juni 2012. Namun Del Piero juga akan mendapat bonus tambahan apabila dapat membantu Juventus juara atau masuk posisi empat besar.

OASIS merupakan salah satu band favorit Del Piero dan ia berteman baik dengan Noel Gallagher (vokalis, gitaris). Gallagher dianggap oleh Ale sebagai maskot keberuntungan timnas Italia saat menjuarai Piala Dunia 2006. Del Piero juga sempat muncul di video klip OASIS, Lord Don’t Slow Me Down.
Del Piero berfoto bersama Noel Gallagher

Extra Joss pernah memakai Del Piero sebagai bintang iklannya di tahun 2002.


Del Piero memiliki pelatih fisik pribadi yang bernama Giovanni Bonocore. Bonocore mengungkapkan rahasia penampilan gemilang Ale di usianya yang sudah tak muda lagi. Menurutnya penampilan gemilang Del Piero didapat setelah melalui tiga hal penting yaitu latihan teknik, gaya dan ketahanan fisik menjadi modal utama.

Selain sepakbola, Del Piero juga menyukai bola basket NBA dan menyukai Steve Nash. Nash sendiri mengungkapkan bahwa Del Piero adalah idolanya.
Del Piero bertemu dengan Steve Nash saat berlatih bersama LA Lakers

Demikianlah tulisan ini saya buat dengan banyak referensi dan dari sumber yang dapat dipercaya. Terima kasih, Forza Juve!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar