Januari 21, 2010

Balotelli dan Rasis


Inilah aksi unik dari Mario Balotelli saat menjamu Parma di San Siro, 13 September 2009.
Mantan kapten Timnas Prancis dan Juventus, Lilian Thuram berharap agar rasisme bisa dihapuskan. Setidaknya dari panggung sepakbola terlebih dahulu. Begitu kira-kira harapan dari mantan pemain yang kini menginjak usia 39 tahun tersebut.

Pemain kelahiran Guadeloupe, kepulauan di timur Laut Karibia yang merupakan bagian dari Prancis itu meminta Marcello Lippi, pelatih Timnas Italia, agar memanggil Mario Balotelli ke dalam skuad Gli Azzurri untuk Piala Dunia.

Alasannya, Thuram yakin dipanggilnya Balotelli akan sangat menghapus rasisme di Italia. Lebih dari itu, penyerang berusia 19 tahun itu juga bisa dijadikan duta anti-rasisme di Afrika Selatan, negara yang berhasil keluar dari jerat politik warna kulit alias apartheid.

Penyerang Inter Milan berdarah Ghana tersebut kerap dijadikan sasaran serangan rasisme. Masalahnya di Italia banyak pihak yang ‘bandel’ tidak mengakui bahwa rasisme tumbuh subur di "Negeri Pizza" tersebut. Padahal sudah terekam benar bagaimana faham fasisme pernah berkuasa dibawah kediktatoran Benito Mussolini.

“Siapa pun yang membantah eksistensi rasisme berarti meninggalkan Balotelli berjuang sendiri. Rasisme ibarat penyakit yang menggerogoti Italia dan siapapun yang berbeda akan sangat ketakutan,” ujar Thuram.

“Mengapa tidak ada pemain Italia berkulit gelap? Menurut hemat saya Balotelli wajib bermain d Piala Dunia untuk meredakan masalah. Kita membutuhkan isu kuat seperti halnya ketika Barack Obama terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama di Amerika Serikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar